Makalah BAHASA INDONESIA DEWASA INI dan DIKSI

BAHASA INDONESIA DEWASA INI dan DIKSI
by : Adli Abi Imran

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapakan atas kehadirat Allah swt. atas segala ridho dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah. Shalawat serta salam penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad saw. yang telah membawa perubahan yang tak terhingga dalam kehidupan ini.
Tak lupa pula penulis ucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada Ibu Lusi Komala Sari sebagai dosen pembimbing pada mata kuliah Bahasa Indonesia ini yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

          Makalah ini berjudul “BAHASA INDONESIA DEWASA INI dan DIKSI”.  Dalam makalah penulis akan membahas mengenai pengertian kalimat efektif dan syarat-syarat dari kalimat efektif.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Namun demikian, penulis berharap tulisan ini dapat memberi manfaat untuk pembaca, terutama dalam hal menambah pengetahun tentang Kalimat Efektif. Kritik dan saran yang bersifat membangun diharapkan untuk penyempurnaan penyusunan makalah di masa yang akan datang.

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Mengingat semakin banyaknya hal-hal yang dapat mempengaruhi ketepatan dalam berbahasa Indonesia, seperti tidak terbendungnya arus globalisasi, maka kita perlu meningkatkan perhatian terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Di samping sebagai wujud kecintaan kita terhadap tanah air, hal tersebut juga diperlukan sekurang-kurangnya sebagai alat bantu untuk mengkomunikasikan berbagai hal yang bersifat formal.

Berbicara bahasa Indonesia yang baik dan benar, kita mengetahui bahwa bahasa memiliki aturan-aturan tertentudan unsur-unsur pembentuknya. Dalam hal ini kita mengetahui bahwa terdapat salah satu unsur yang mencakup suatu bahasa, yaitu kalimat. Dimana kalimat merupakan satuan bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih, baik dalam wujud lisan maupun tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Artinya, sebuah kalimat harus mengandung pokok pikiran yang lengkap sebagai pengungkap maksud pembicaranya.

     Kalimat sebagai pengungkap suatu pokok pikiran atau suatu maksud, juga memiliki struktur yang menjadikan kalimat tersebut dapat dengan mudah dimengerti. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa struktur tersebut adalah subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan, yang biasa disebut juga dengan sintaksis. Suatu kalimat sebagai ujaran sekurang-kurangnya memiliki subjek (S) dan predikat (P).

     Selanjutnya, kita juga telah mengenal suatu kalimat yang memenuhi syarat untuk terbentunya tatanan bahasa yang baik dan benar. Kalimat tersebut tidak lain adalah kalimat efektif. Dengan kalimat efektif, seseorang dapat menyampaikan maksud atau gagasannya dengan jelas dan tepat. Sehingga, pendengar atau pembacapun dapat memehaminya dengan tepat pula.

     Melihat kebaikan-kebaikan yang tercipta dari digunakannya kalimat efektif di atas, seyogyanya kita sebagai masyarakat Indonesia, terlebih lagi sebagai mahasiswa, sudi untuk mempelajarinya lebih dalam. Oleh karena itu, dalam makalah ini, penulis akan berusaha menampilkan hal-hal apa saja yang diperlukan dalam menciptakan keefektifan suatu kalimat.

B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka terdapat beberapa rumusan masalah, yaitu:
1.    Bagaimana perkembangan bahasa sekarang ini?
2.    Apa pengertian diksi?
3.    Apa saja syarat-syarat diksi?
4.    Apa fungsi dari diksi?

C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah dengan judul Bahasa Indonesia Dewasa ini dan diksi adalah:
1.    Memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dari dosen yang bersangkutan
2.    Untuk mengetahui Bagaimana perkembangan bahasa sekarang ini.
3.    Untuk mengetahui syarat-syarat diksi.
4.    Untuk mengetahui fungsi diksi.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Bahasa Indonesia Dewasa ini
Melihat sejarah pertumbuhan bangsa ini, dapat dikatakan bahwa bahasa indonesia adalah sebuah bahasa yang baru yang lahir dari sebuah bangsa yang baru.

Perkembangan Bahasa Indonesia Masa Kini
Dewasa ini kedudukan bahasa indonesia semakin terkikis. Mengapa demikian,karena dapat kita lihat bagaimana penggunaan bahasa oleh muda-mudi saat ini.Sering kita dengar orang berdalih bahwa berbahasa itu yang terpenting adalah lawan berbicara dapat memahami informasi yang kita sampaikan, dan tidak harus menggunakan bahasa yang baik dan benar sebagaimana yang diatur dalam kamus besar bahasa Indonesia. Sebenarnya apa hakikat dari bahasa itu sendiri, menurut Abdul dan Leonie (2004:11) “bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan”.Banyak orang tidak terlalu memperhatikan bahasa, karena bahasa itu sendiri memang telah melekat pada diri kita sejak kita lahir, sama halnya ketika kita tidak memperhatikan saat kita bernafas. “Para linguis struktural menganggap bahwa bahasa sebagai sekedar bunyi yang bersistem.Tapi kini orang memandang bahwa bahasa itu bukan sekedar bunyi, melainkan sebagai fungsinya yaitu alat komunikasi”( Sumarsono,2011:18).

Bahasa Indonesia adalah  bahasa yang terpenting di negara kita, peranan dari bahasa indonesia itu sendiri bersumber dari ikrar  Sumpah Pemuda pada tanggal 28 oktober 1928 yang berbunyi “Kami poetera dan poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatuan,bahasa Indonesia.” Dan pada undang-undang dasar 1945 tercantum pasal yang menyatakan bahwa “bahasa negara adalah bahasa indonesia”(Alwi,H dkk,2003:1).Selain itu adalah bahasa memang difungsikan sebagai pemersatu untuk berbagai suku di Indonesia. Tetapi sayangnya bahasa Indonesia sekarang mulai menyimpang  dari tatanan bahasa Indonesia yang baik dan benar karena telah terkontaminasi oleh bahasa asing, sehingga terbentuk suatu bahasa baru, biasanya dalam kalangan anak muda disebut sebagai bahasa “gaul” ,bahasa ini mulai dikenal dan digunakan sekitar tahun 1970. Awalnya bahasa ini dikenal sebagai “bahasanya anak jalanan / bahasa preman” karena biasanya digunakan oleh para Prokem (sebutan untuk para preman) sebagai kata sandi yang hanya dimengerti oleh kelompok mereka sendiri. Belakangan bahasa ini menjadi populer dan banyak digunakan dalam percakapan sehari-hari..Memang “masa remaja ditinjau dari perkembangannya merupakan masa kehidupan manusia yang paling menarik dan mengesankan. Ciri ini tercermin dari bahasa mereka. Keinginan untuk membuat kelompok eksklusif membuat mereka menciptakan bahasa rahasia yang hanya dimengerti oleh kelompok mereka saja”( Sumarsono,2011:150).Seperti contohnya adalah ayah dan ibu yang mereka sebut dengan “BONYOK” yang merupakan singkatan dari “Bokap dan Nyokap”.Yang sebenarnya bahasa tersebut berasal dari kalangan pencopet, bandit dan sejenisnya. Selain bahasa gaul, muncul juga bahasa SMS (Short Message Service), sesuai dengan artinya maka penulisannya pun akan disingkat, contohnya adalah ia(iya),OTW(On The Way) dan masih banyak yang lainnya. Atau bahasa alay (anak layangan) yang bisa diartikan dengan “anak kampung”.Contohnya adalah “cemunguth(semangat),mu’uph (maaf)”. tetapi meskipun mereka menyebutnya kampungan, mulai dari kalangan anak-anak,remaja, dewasa bahkan ada juga orang tua yang menggunakannya.Tumbuh persepsi pada diri mereka bahwa jika tidak menggunakan bahasa tersebut merupakan orang yang “norak” atau ketinggalan jaman. Memang perkembangan bahasa Indonesia sulit untuk dicegah karena memang bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mudah untuk berkembang.Dan sebenarnya bahasa gaul juga merupakan efek dari perkembangan Bahasa Indonesia itu sendiri.Sesuai dengan pendapat Abdul dan Leonie (2004:11) ” Terjadinya perubahan bahasa tidak dapat diamati,sebab perubahan itu sudah menjadi sifat hakiki bahasa, berlangsung dalam masa yang relatif lama …”. Seperti halnya kita tidak dapat melihat adanya perbedaan bahasa sebelum diselenggarakannya ikrar Sumpah Pemuda dengan sehari setelah terjadinya kongres,. Perubahan itu baru bisa dilihat jauh setelah terjadinya kongres tersebut.

Tetapi perubahan bahasa Indonesia  saat ini,tidak seperti perubahan bahasa Indonesia dahulu yang memang berasal dari kata serapan akibatnya pun yang awalnya fungsi bahasa Indonesia juga sebagai jati diri bangsa, sekarang cuma sebagai ‘yang penting nyambung’ dari setiap komunikasi yang terjadi. Seperti apa yang dikatakan oleh Abdul dan Leonie (2004:11)bahwa “bahasa sering dianggap sebagai produk sosial atau budaya,bahkan merupakan bagian tak terpisahkan dari kebudayaan itu. Sebagai produk sosial / budaya, tentu bahasa merupakan wadah aspirasi sosial, kegiatan masyarakat.Bahasa bisa dianggap sebagai “cerminan zamannya”.artinya , bahasa itu dalam suatu masa tertentu mewadahi apa yang terjadi dalam masyarakat.Oleh karena itu jika kita tidak ingin kehilangan identitas dan jati diri bangsa kita, hendaknya kita mulai menjaganya dari sekarang, tentunya dengan menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar yang telah ditetapkan.

Penggunaan bahasa indonesia ada 4:
1.    Ragam lisan
2.    Ragam tulisan
3.    Ragam sosial
4.    Ragam fungsional

B.    Pengertian Diksi
Diksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat bahasa Departemen Pendidikan Indonesia adalah pilihan kata yg tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan).

C. Syarat-syarat diksi
Seperti yang dipikirkan at   au dirasakan oleh penulis, ketetapan pilihan kata mempersoalkan tentang kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca. Untuk mencapai ketetapan pilihan kata, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1.    Membedakan secara cermat denotasi dari konotasi. Kata denotatif dan konotatif dapat dibedakan berdasarkan maknanya. Kata konotatif memiliki makna tambahan atau nilai rasa. Denotatif itu pengertian dasar yang diinginkan.
2.    Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim. Penulisan harus berhati-hati memilih kata dari sekian sinonim yang ada untuk menyampaikan apa yang diinginkannya sehingga tidak timbul salah interpretasi.
3.    Bedakan kata umum dan kata khusus.
4.    Gunakan kata-kata indera yang menunjukkan persepsi yang khusus.
Kata-kata indera: pengecap: manis,asam,asin,pahit,pedas ; peraba: halus, kasar, lembut ; penglihatan: silau, kelam, kemilau, remang, kabut, kilat, kelap-kelip ; penciuman: harum, basi, wangi, dsb.
5.    Perhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal.
6.    Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaannya, misalnya: inferensi (kesimpulan) dan syarat (ketentuan).
7.    Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri jika pemahaman belum dapat dipastikan, pemakai kata harus menentukan makna yang tepat dalam kamus, misalnya: modern sering diartikan secara subjektif canggih, menurut kamus modern bearti terbaru dan mutakhir; canggih bearti banyak cakap, suka mengganggu, banyak mengetahui, bergaya intelektual.
8.    Menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan) harus memahami maknanya secara tepat, misalnya koordinir seharusnya koordinasi.
9.    Menggunakan kata-kata indiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang benar, misalnya: sesuai bagi seharusnya sesuai dengan
10.    Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat, misalnya: isu (berasal dari bahasa inggris issue bearti publikasi, kesudahan, perkara) isu dalam bahasa indonesia bearti kabar yang tidak jelas asal usulnya, kabar angin, desas-desus.
11.    Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat, kata abstrak (konseptual, misalnya: pendidikan, wirausaha, dan pengobatan modern) dan kata konkret atau kata khusus (misalnya: mangga, sarapan, dan berenang).
Selain itu, pengguna bahasa harus pula memperhatikan kesesuaian kata agar tidak merusak makna, suasana, situasi yang hendak ditimbulkan, atau suasana yang sedang berlangsung.

Syarat kesesuaian kata:
1.    Menggunakan ragam baku dengan cermat dan tidak mencampuradukkan penggunanya dengan kata tidak baku yang hanya digunakan dalam pergaulan, misalnya: hakikat (baku), hakekat (tidak baku)
2.    Menggunakan kata yang berhubungan dengan nilai sosial dengan cermat, misalnya: kencing (kurang sopan), buang air kecil (lebih sopan).
3.    Menggunakan kata berpasangan (idiomatik) dan berlawanan makna dengan cermat, misalnya: sesuai bagi (salah), sesuai dengan (benar).
4.    Menggunakan kata dengan nuansa tertentu, misalnya: berjalan lambat, mengesot, dan merangkak.
5.    Menggunakan kata ilmiah untuk penulisan karangan ilmiah, dan komunikasi nonilmiah (surat-menyurat, diskusi umum) menggunakan kata populer, misalnya : argumentasi (ilmiah), pembuktian (populer).

D. Fungsi Diksi
Fungsi dari diksi antara lain :
•    Membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis.
•    Untuk mencapai target komunikasi yang efektif.
•    Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara verbal.
•    Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.

BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Dari hasil diskusi yang telah di jabarkan kita dapat menarik kesimpulan bahwa perkembangan bahasa Indonesia dewasa ini ada kaitannya dengan diksi, yaitu bahasa Indonesia berkembang tidak sesuai dengan syarat kesesuaian kata dan fungsi diksi sebagaimana yang telah kita ketahui Diksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat bahasa Departemen Pendidikan Indonesia adalah pilihan kata yg tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). Namun dalam perkembangannya bahasa Indonesia sering di salah artikan dan mulai menyimpang  dari tatanan bahasa Indonesia yang baik dan benar karena telah terkontaminasi oleh bahasa asing, sehingga terbentuk suatu bahasa baru, biasanya dalam kalangan anak muda disebut sebagai bahasa “gaul”. Memang perkembangan bahasa Indonesia sulit untuk dicegah karena memang bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mudah untuk berkembang.Dan sebenarnya bahasa gaul juga merupakan efek dari perkembangan Bahasa Indonesia itu sendiri.Sesuai dengan pendapat Abdul dan Leonie (2004:11) ” Terjadinya perubahan bahasa tidak dapat diamati,sebab perubahan itu sudah menjadi sifat hakiki bahasa, berlangsung dalam masa yang relatif lama …”. Seperti halnya kita tidak dapat melihat adanya perbedaan bahasa sebelum diselenggarakannya ikrar Sumpah Pemuda dengan sehari setelah terjadinya kongres,. Perubahan itu baru bisa dilihat jauh setelah terjadinya kongres tersebut.
Tetapi perubahan bahasa Indonesia  saat ini,tidak seperti perubahan bahasa Indonesia dahulu yang memang berasal dari kata serapan akibatnya pun yang awalnya fungsi bahasa Indonesia juga sebagai jati diri bangsa, sekarang cuma sebagai ‘yang penting nyambung’ dari setiap komunikasi yang terjadi. Seperti apa yang dikatakan oleh Abdul dan Leonie (2004:11)bahwa “bahasa sering dianggap sebagai produk sosial atau budaya,bahkan merupakan bagian tak terpisahkan dari kebudayaan itu. Sebagai produk sosial / budaya, tentu bahasa merupakan wadah aspirasi sosial, kegiatan masyarakat.Bahasa bisa dianggap sebagai “cerminan zamannya”.artinya , bahasa itu dalam suatu masa tertentu mewadahi apa yang terjadi dalam masyarakat.

B.    Saran
Oleh karena itu jika kita tidak ingin kehilangan identitas dan jati diri bangsa kita, hendaknya kita mulai menjaganya dari sekarang, tentunya dengan menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar yang telah ditetapkan. Sebagaimana dalam salah satu fungsi diksi yaitu “Untuk mencapai target komunikasi yang efektif”. Dan kita perlu untuk mengembangkan dan mempelajari bahasa Indonesia, karena bahasa Indonesia adalah  bahasa yang terpenting di negara kita, peranan dari bahasa indonesia itu sendiri bersumber dari ikrar  Sumpah Pemuda pada tanggal 28 oktober 1928 yang berbunyi “Kami poetera dan poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatuan,bahasa Indonesia.” Dan pada undang-undang dasar 1945 tercantum pasal 36 yang menyatakan bahwa “bahasa negara adalah bahasa indonesia”. Selain itu adalah bahasa memang difungsikan sebagai pemersatu untuk berbagai suku di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
http://juprimalino.blogspot.com/2011/12/makna-denotasi-dan-konotasi-contoh.html
http://astutimulefa.blogspot.com/2010/03/diksi.html
http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php
http://tugasmanajemen.blogspot.com/2011/04/pengertian-fungsi-dan-elemen-elemen.html
http://blog.ub.ac.id/arifa/2012/05/08/perkembangan-bahasa-indonesia-masa-kini/
Faizah, Hasnah. Bahasa Indonesia. 2011. Cendikia Insani. Pekanbaru

Tinggalkan komentar